Senin, 17 Agustus 2009

FW: Manfaat Jalan Pagi - kiriman aki2 gaul

--- On Sat, 8/8/09, Setijawan <setijawan@telus.net> wrote:

Hai temen2 en engkong2 gaul, para perjaka senja etc. . .


Dear friends,

Kita sudah 'on the right track'..........

Sembilan Jenis Manfaat Jalan Kaki

STUDI dalam beberapa tahun terakhir semakin mengukuhkan bahwa berjalan
tergopoh-gopoh dan bukan jalan santai memang memberi banyak manfaat bagi
kesehatan kita. Inilah sembilan manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas
jalan kaki.

(1) Serangan Jantung.

Pertama-tama tentu menekan risiko serangan jantung. Kita tahu otot jantung
membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya
makan) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti. Untuk
itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang
lebih deras dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran
darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot
jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup.

Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih
menguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh
yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan
berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya,
tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah
yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan
berkurang.

Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap
kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh.
Tidak banyak cara di luar obat yang dapat
meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki
tergopoh-gopoh tercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung menjadi
tinggal separuhnya.

(2). Stroke.

Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh-gopoh terhadap stroke pengaruhnya
belum senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapa studi menunjukkan
hasil yang menggembirakan. Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita yang
lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kaki
setiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Salah satu
studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yang dalam
bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam
seminggu, risiko mereka terserang stroke menurun duapertiga.

(3). Berat badan stabil.

Ternyata dengan membiasakan berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh
ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki,
kelebihan kalori yang mungkin ada akan terbakar oleh meningkatnya
metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat badan tidak terjadi.

(4). Menurunkan berat badan.

Ya, selain berat badan dipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan
berat badan, bisa diturunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki
tergopoh-gopoh itu secara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar
bila rajin melakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu
jam.

(5). Mencegah kencing manis.

Ya, dengan membiasakan berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu
tempuh sekitar 50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya
diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National
Institute of Diabetes and Digestive & Kidney Diseases).

Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perlu
minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala. Selama
gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking),
obat tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama
manfaatnya dengan obat antidiabetes.

(6). Mencegah osteoporosis.

Betul. Dengan gerak badan dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot
badan yang diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga. Untuk metabolisme
kalsium, bergerak badan diperlukan juga, selain butuh paparan cahaya
matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah
atau memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan gerak badan
dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi agar
terbebas dari ancaman
osteoporosis. Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup
mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas
dari ancaman pengeroposan tulang.

(7). Meredakan encok lutut.

Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut
(osteoarthiris) . Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau memilih
berjalan di dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk
mereka yang mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan
berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan
kepada sendi untuk memulihkan diri. Satu hal yang perlu diingat bagi
pengidap encok tungkai atau kaki: jangan
keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya usia,
ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan
ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah seperti itu perlu dijaga
dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan yang berat oleh beban bobot
tubuh, terlebih pada yang gemuk.

Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal berperan
sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti sendi tetap
mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau
melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalu
mencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada mereka
yang berisiko terkena gangguan sendi.

Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan kegiatan berjalan kaki, bisa jadi
lantaran keliru memilih jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerek menentukan
kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki.

Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah sekalipun,
bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akibat beban dan
goncangan yang harus dipikul oleh sendi.

(8) Depresi.

Ternyata bergerak badan dengan berjalan kaki cepat juga membantu pasien
dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat
antidepresan yang harus diminum rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi
dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun.

(9). Kanker juga dapat dibatalkan muncul bila kita rajin berjalan kaki,
setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma).

Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltic usus, sehingga buang
air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja
lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkan peran berjalan
kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara.



 
Kakek2 en nenek2 gaul, walau sudah lebih cepat capai, tapi tetep heppi dan bersemanget sampai belakang hari nanti.

Semoga Bermanfaat




Tidak ada komentar:

 

Web Site Counter
Canon printers

Add to Technorati Favorites